Jakarta – Bursa calon panglima TNI menghangat jelang pensiunnya Marsekal Hadi Tjahjanto. Terkhusus di Komisi I DPR, menyuarakan sikap berbeda soal panglima TNI.
Marsekal Hadi Tjahjanto dilantik Presiden Joko Widodo Jokowi pada 8 Desember 2017 lalu. Saat ini, Marsekal Hadi Tjahjanto yang merupakan kelahiran 8 November 1963 memasuki usia 57 tahun. November 2021, usianya genap 58 tahun yang merupakan usia paling tinggi seorang prajurit TNI dalam berdinas.
Ada yang bilang sebaiknya tongkat estafet panglima TNI diberikan secara bergilir. Marsekal Hadi Tjahjanto adalah panglima TNI dari matra Angkatan Udara. Bursa calon panglima TNI pun mengerucut ke nama KSAD Jenderal Andika Perkasa dan KSAL Laksamana Yudo Margono.
Direktur Eksekutif Benedictus Telaumbanua, menyebut penentuan panglima TNI selanjutnya tergantung dewa, namun dia tidak memerinci siapa yang dimaksud dewa itu. Ditanya soal peluang KSAL dan KSAD menjadi panglima TNI. Ben, menyebut kedua nama ini memenuhi kriteria. Tergantung dewa. Ya bukan rebutan tapi ada 2 orang yang semuanya paling memenuhi persyaratan,” kata Benedictus Telaumbanua.
Ben, terang-terangan mendukung KSAD Andika Perkasa. Lebih cocok. Kalau kita berdasarkan subjektif-sih semuanya berpeluang yang sama. Mereka juga dalam kapastitasnya juga sudah memenuhi semua persyaratan,” ujarnya. Ben, menilai Andika Perkasa mampu melewati berbagai permasalahan yang ada. “Kenapa harus nggak setuju, selama ini Pak Andika kan KSAD terlama dibanding yang lain, pengetahuan dan kemampuannya sudah teruji melewati berbagai macam permasalahan, jadi tidak ada keraguan lah untuk tidak mendukung,” kata Ben di Kantor Sekretariat Partai Perindo, Jakarta.
Ben, menyebut Presiden Jokowi tahu siapa yang paling pas menjadi panglima TNI, namun dia menyarankan Presiden Jokowi mempertimbangkan usia sang calon panglima. Subjektivitas yang mungkin menjadi pertimbangan adalah waktu menjabat agar tidak terlalu sebentar karena kurang baik untuk organisasi militer, ini diskresi Presiden,” ujarnya.
Secara profesional, ketiga kepala staf layak menjadi panglima. Karena mereka telah menempuh jenjang yang dibutuhkan, baik dari sisi kepangkatan ataupun persyaratan formal untuk menduduki posisi strategi itu. Kemampuan Jenderal Andika Perkasa seperti profesional, berprestasi dan melihat tantangan geopolitik yang dinamis dan yang paling cocok dalam situasi sekarang adalah Jenderal Andika Perkasa. Ben, menilai Andika dan Yudo adalah putra-putra terbaik Indonesia. Namun, Ben mengingatkan Presiden Joko Widodo lah yang berwenang memilih suksesor Marsekal Hadi Tjahjanto. Secara prinsipil keduanya adalah putra-putra terbaik bangsa dan layak untuk memimpin institusi TNI. Presiden Joko Widodo sebagai panglima tertinggi memiliki hak prerogatif untuk memilih siapa di antara keduanya